19 Days Overland ASEAN : Accomodation
September 02, 2019
Penginapan menjadi sesuatu yang krusial dan mungkin menjadi kebutuhan primer bagi para turis ketika mereka pergi melancong. Berbicara soal penginapan, percaya nggak kalo selama 19 hari, aku hanya mengeluarkan uang Rp 165.000 buat hostel? Ah apasih lu, gajelas liq hahaha. Tapi beneran lho, aku hanya menghabiskan uang sejumlah itu untuk biaya penginapan. Terus bagaimana caranya kok bisa sehemat itu?
Memilih penginapan saat travelling sangat disesuaikan dengan tipe traveller seperti apakah dirimu, tipe seorang backpacker atau seorang tourist? Kalau kalian tipe tourist, biasanya akan memilih untuk tinggal di hotel yang mewah dengan fasilitas lengkap yang pokoknya bikin nyaman deh. Nah, kalo kalian tipe backpacker seperti aku, tidak perlu dengan fasilitas lengkap seperti AC, bathtub, spring bed dan sebagainya. Pokoknya asal ada space 2x1m untuk merebahkan badan, itu lebih dari cukup buatku untuk bisa terlelap tidur.
Kali ini, aku akan membahas tentang dimana saja aku menghabiskan waktu untuk tidur selama 19 hari di 5 negara berbeda.
1. BANDARA
Aku menginap di Bandara selama 2 malam yaitu saat pertama kali landing di Singapura dan saat menunggu pesawat pagi dari Bandara Kuala Lumpur menuju Jakarta. Satu hal yang aku syukuri ketika menginap disana adalah Kuala Lumpur International Airport (KLIA) dan Changi Airport tergolong bandara yang ramah bagi para traveller untuk sekedar numpang tidur beberapa jam saja. Saat aku menginap di 2 bandara tersebut, banyak kok traveler dengan berbagai bentuk muka dari segala penjuru dunia yang tidur bersamaku. Kebanyakan dari mereka sih memiliki alasan yang sama, baru landing tengah malam menjelang pagi atau menunggu penerbangan lanjutan keesokan harinya.
![]() |
Changi Airport |
Pasti kalian kepo dimana sih spot yang enak untuk tidur di bandara secara bandara kan tempatnya ramai dan berisik. Aku tidak akan menjabarkan secara detail disini karena mungkin akan menjadi 1 postingan tersendiri. TIPS : Ketika landing di Bandara tujuan, langsung nyalakan radarmu untuk mencari tempat yang sekiranya tidak banyak orang berlalu lalang dan tentunya ada tempat empuk untuk tidur. Eh kalo kalian beruntung tempat yang kalian tiduri terjangkau oleh wifi airport, ada stopkontak untuk charging, deket toilet, dan dekat dengan kran air minum. Kondisi itulah yang aku alami ketika tidur di Changi Airport dengan fasilitas lengkap seperti hotel. Aku kasih bocorannya sedikit yaitu di Terminal 1 dekat dengan Jewel Waterfall :D
Pilihan kedua adalah menginap di hostel. Opsi ini bisa dibilang termasuk pilihan yang lazim dipilih oleh para traveler dengan pertimbangan harganya yang lebih terjangkau daripada hotel berbintang. Perlu diketahui bahwa ketika kita memutuskan untuk menginap di hostel, kebanyakan dari hostel menyediakan penginapan berbentuk dormitory dengan kasur tingkat yang satu kamar biasanya diisi oleh 4-8 orang tergantung kapasitas hostelnya. Bagiku, hal tersebut bukan masalah sih, toh kita hanya numpang tidur beberapa jam aja di hostel.
![]() |
19 Happy House |
Tapi asal kalian tahu, menginap di hostel memungkinkan kita untuk bercengkerama dengan traveler lain yang berada dalam 1 kamar bersama kita. Aku lebih prefer untuk stay di hostel daripada hotel. Hotel menjanjikan kenyamanan, tapi hostel menjanjikan keakraban dan persahabatan baru yang terjalin antar sesama traveler. Ciyee hahaha.
Anyway, ini rincian biaya penginapan yang aku keluarkan selama 19 hari.
NO.
|
NEGARA
|
NAMA HOSTEL
|
BIAYA
|
1.
|
Malaysia
|
6orgeous Grace
|
Rp 124.000
|
2.
|
Cambodia
|
19 Happy House
|
Rp 41.000
|
TOTAL
|
Rp 165.000
|
Pernah dengar istilah Couchsurfing? Kalau belum coba googling dan pahami apa fungsi aplikasi tersebut. Simplenya adalah kita para traveler mengirimkan request kepada warga lokal untuk tinggal sementara di rumahnya. Beberapa traveler melakukan hal ini karena gratis. Tapi kelebihannya bukan itu saja, kita bisa mendapatkan banyak informasi dan wawasan dari warga lokal tentang suatu kota/tempat yang kita kunjungi tersebut.
Mungkin sebagai timbal balik kebaikan warga lokal terhadap kita, alangkah baiknya kita mempersiapkan sedikit souvenir/oleh-oleh dari Indonesia sebagai ucapan rasa terima kasih. Selama 19 hari Overland ASEAN aku lebih sering menginap bersama warga lokal. Alhamdulillah banget mereka begitu baik terhadapku, bahkan hostku di Kuala Lumpur dan Bangkok mentraktirku sarapan dan makan malam :")
4. OVERNIGHT BUS/KERETA
Nah, sebenernya ada cara lain untuk menghemat biaya penginapan yaitu tidur selama perjalanan. Lho maksudnya gimana? Tenang.. Begini caranya. Carilah transportasi bus/kereta dengan waktu keberangkatan malam hari dan sampai di kota tujuan keesokan harinya. Aku pun memilih cara tersebut di beberapa kesempatan yaitu saat berpindah dari Kuala Lumpur-Penang, Hat Yai-Bangkok, dan Siem Reap-Phnom Penh.
Kalau kalian beruntung ada kelas sleeper bus dan sleeper train dengan harga miring yang bisa kalian dapatkan saat memilih waktu perjalanan malam. Sleeper bus/train tersebut sangat nyaman untuk tidur. Mengapa bisa nyaman? Karena kita mendapatkan fasilitas kasur, bantal, guling, dan selimut sehingga memungkinkan kita untuk meluruskan kaki dan rebahan layaknya orang tidur seperti biasa.
Lalu timbullah pertanyaan, sebaiknya booking hostel in advance dari Indonesia apa cari on the spot? Saya sih menyarankan untuk booking hostel ketika kalian akan menuju kesana, ya paling lambat 2 hari sebelum kedatangan lah. Para traveler biasa menggunakan platform aplikasi yang tersedia di ponsel yaitu Booking.com atau Agoda. Kenapa aku sarankan 2 aplikasi tersebut? Booking.com dan Agoda adalah aplikasi yang populer di kalangan traveler karena jaringan hostelnya yang hampir ada di semua kota di seluruh dunia sehingga kita memiliki opsi pilihan hostel dari harga yang paling murah hingga harga paling mahal. Selain itu, 2 aplikasi tersebut terkadang memberikan harga yang murahnya kebangetan. Bisa dicek sendiri deh :D
Itulah sekilas ceritaku dalam mencari penginapan selama 19 hari perjalanan Overland ASEAN. Jika ada pertanyaan, silahkan drop di kolom komentar atau langsung meluncur ke Facebook/Twitter/Instagramku
Rangkaian cerita dan detail biaya perjalananku selanjutnya ada di
19 Days Overland ASEAN - Itinerary
19 Days Overland ASEAN - Transportation
19 Days Overland ASEAN - Food
Rangkaian cerita dan detail biaya perjalananku selanjutnya ada di
19 Days Overland ASEAN - Itinerary
19 Days Overland ASEAN - Transportation
19 Days Overland ASEAN - Food
0 comments