Kebanyakan orang yang mempunyai hobi travelling pasti akan memilih destinasi wisata yang memang lagi hits dan mempunyai spot foto instagrammable. Jarang di antara mereka yang mempunyai keinginan untuk berwisata di daerah yang susah sinyal, akses jauh, ataupun segala hal yang mungkin malah bukan jadi ajang refreshing tapi malah menyengsarakan hahaha. Tapi, hal itu tidak berlaku buatku. Aku justru tertarik mengunjungi tempat-tempat yang sekiranya malah nggak jadi tempat tujuan wisata para traveller, termasuk ke Perbatasan Entikong ini.
Akses Menuju Entikong
Entikong adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Sanggau, Kalimatan Barat. Bagi kalian yang ingin berkunjung kesana, terbanglah dari domisili kalian menuju Bandara Supadio Pontianak yang berada di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Nah, sesampainya disana, kita mempunyai pilihan nih apakah menggunakan bus atau travel untuk menuju Entikong. Kalau bus, ada informasi yang menyebutkan bahwa kita bisa naik bus dari Terminal Antar Lintas Batas Negara menuju Entikong. Konon katanya juga, dari Terminal ini ada bus yang melayani rute hingga ke Malaysia dan Brunei Darussalam. Wow.

Aku sendiri lebih memilih menggunakan travel untuk menuju ke sana atas rekomendasi temanku di Entikong. Travel lebih fleksibel waktunya dan bisa langsung mengantar ke tempat kita menginap. Kalau ada di antara kalian ingin kesana, bisa nih hubungi Pak Wira (0813-4531-1012). Tarifnya PP dari/ke Bandara sebesar Rp 200.000.
Waktu yang akan kita tempuh ke Entikong antara 5-6 jam perjalanan. Kita juga akan berhenti 1x di Rumah Makan Padang yang entah aku nggak tahu di mana, karena waktu itu, perjalanan yang aku tempuh saat malam hari, jadi nggak kelihatan apapun di samping kanan kiri. Oiya, meskipun begitu, jalan menuju kesana sudah mulus kok dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Mungkin, penerangan lampu di kanan kiri jalan saja yang masih kurang. Siapkan snack ya guys biar kalian nggak kelaparan di jalan, karena nggak banyak yang jualan kayak di Jakarta hehehe.
Aku sampai di Entikong tepat pukul 12 malam dan menginap di Rumah Dinas Bea Cukai Entikong karena disitu ada salah satu kawanku bernama Romi. Setelah sedikit berbincang dengannya melepas rindu yang sudah lama tak bersua Romi, aku pun tidur di kamar yang telah disiapkannya.
Keesokan harinya, aku bersiap untuk melihat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong. Berjarak kurang lebih 2,5 Km dari rumah dinas, aku dijemput oleh Aris, kawanku juga di Entikong. Aku bertemu juga dengan Deni dan Ilham, teman sependidikanku selama kuliah. Nah, keempat orang inilah yang mengenalkanku tentang PLBN Entikong mulai dari fasilitasnya, proses bisnis, dan sekelumit kasus yang pernah mendera Entikong.
Tentang PLBN Entikong
Tugu Peresmian PLBN Entikong |
PLBN Entikong termasuk dalam salah satu mega proyek pembangunan 7 PLBN Nasional Indonesia yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 21 Desember 2016. Perbatasan ini benar-benar telah disulap menjadi sangat megah dibandingkan sebelumnya yang menurut teman-temanku sungguh memprihatinkan dibandingkan tetangga sebelah, Malaysia. Di sana ada 1 bangunan yang lumayan cukup besar, digunakan sebagai perkantoran sekaligus untuk mendukung kelancaran proses bisnis PLBN Entikong seperti perihal keimigrasian, karantina, dan bea cukai. Fasilitas pendukung seperti mesin X-Ray untuk memindai barang, ATM, Mushola, Toilet juga sudah tersedia lengkap disana.
![]() |
Bangunan PLBN Entikong |
ATM |
Tak hanya itu, salah satu yang menjadikan PLBN Entikong wajib dikunjungi adalah banyaknya spot foto instagrammable yang harus diabadikan oleh traveller seperti Gerbang Kedatangan, Patung Garuda, Monumen Peresmian PLBN Entikong, dan masih banyak bangunan lainnya. Ya hampir mirip seperti saat perjalananku ke (Baca : Skouw) aku nggak mau dong ketinggalan mengabadikan setiap sudut dari perbatasan ini.
![]() |
Pemeriksaan Kendaraan ke Malaysia |
Insight Perjalananku ke Entikong
Perjalanan ini bagiku adalah semacam perjalanan yang membuka mata tentang pembangunan nyata di negeri ini dengan memanfaatkan APBN hasil pemungutan pajak dari kita sebagai rakyat Indonesia. Aku benar-benar mengerti sekarang salah satu Nawa Cita nomor 3 dari Presiden yang selama ini digaungkan yaitu "Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan" melalui pembangunan perbatasan negeri yang menjadi gerbang terdepan masuknya barang dan orang ke Indonesia.
![]() |
Pemeriksaan Kendaraan dari Malaysia |
Aku juga menyempatkan diri melintas ke Tebedu, Malaysia untuk sejenak melihat bagaimana sih perbatasan disana. Jika dibandingkan milik kita, mungkin masih unggul milik mereka dari banyak segi. Tapi setidaknya, pembangunan yang merata dan tidak hanya Jawa sentris telah membuat warga Entikong dan sekitarnya merasakan kemudahan dari berbagai bidang. Penduduk Entikong bisa menikmati sembako murah, harga BBM yang sama dengan di seluruh Indonesia, dan masih banyak lagi kemajuan yang mungkin jika diceritakan bisa 7 hari 7 malam nggak akan selesai hahaha.
![]() |
Jalanan di Tebedu |
Bahagia rasanya setelah berkunjung kesana dan semakin membuatku bangga sebagai rakyat Indonesia yang taat bayar pajak, karena hasil kontribusi kita benar-benar diwujudkan nyata untuk pembangunan negeri ini. Aku juga semakin penasaran untuk mengujungi 5 PLBN lain di Indonesia, untuk semakin mengenal Indonesia dari sisi yang berbeda. Semoga aku berkesempatan untuk berkunjung kesana kelak.
![]() |
Dari kiri ke kanan - Romi, Deni, Aku, Aris, Ilham |