Baluran, Eksotisme Afrika di Ujung Timur Jawa

September 15, 2018

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten kecil yang terletak di ujung timur Pulau Jawa. Kota ini mempunyai 2 (dua) destinasi wisata unggulan yang bertemakan "Majestic Banyuwangi" yaitu Kawah Ijen dan Taman Nasional Baluran. Kali ini, aku akan menulis jejak perjalananku dengan temanku bernama Dobi menyusuri eksotisme Taman Nasional Baluran yang mendapat julukan the African Van Java.

Sebelumnya, bagi kalian yang nggak tahu bagaimana caranya untuk sampai ke Banyuwangi, ada 3 pilihan moda transportasi yang bisa digunakan untuk sampai kesana, tinggal kalian pilih, mau lewat jalan darat, rel kereta, atau udara. Jika teman-teman melalui darat, bisa ditempuh dengan menggunakan motor/mobil terus ke arah timur mentok di ujung timur Pulau Jawa. Durasi perjalanan tergantung kalian dong dari mana berangkatnya. Kalau menggunakan moda transportasi kereta api, ada pilihan kereta api Mutiara Timur Siang/Malam dari Stasiun Surabaya Gubeng, atau kereta Tawang Alun dari Malang. Lama perjalanan menggunakan kereta tentunya lebih singkat daripada menggunakan mobil. Namun, di antara kedua pilihan itu, mungkin bagi yang belum familiar, Banyuwangi bisa ditempuh lewat jalur udara lho melalui Bandara Blimbingsari. Saat ini, sudah banyak maskapai yang membuka rute dari/ke Banyuwangi seperti Garuda Indonesia, NAM Air, Citilink, dan Wings Air. Tinggal sesuaikan budget dan waktu kalian buat milih maskapainya.
Nah untuk Taman Nasional Baluran sendiri, sebenarnya terletak di Kabupaten Situbondo, atau lebih tepatnya di perbatasan antara Situbondo-Banyuwangi. Meskipun begitu, orang lebih mengenal Baluran berada di Banyuwangi daripada Situbondo karena kemudahan akses jika lewat Banyuwangi. Untuk menuju kesana, aku dan Dobi menggunakan transportasi online dari Bandara menuju persewaan motor di Stasiun Karangasem. Tarif sewa motor sebesar Rp 90.000 untuk 2 hari 1 malam. Sewa motor sudah, saatnya memacu motor ke Baluran!

1 jam perjalanan waktu yang dibutuhkan untuk sampai di TN Baluran. Sebelum masuk, kita harus membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000/orang untuk hari biasa dan Rp 17.500/orang saat weekend ditambah dengan biaya jika menggunakan kendaraan pribadi ada tarif sebesar Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10,000 untuk mobil. Setelah beres semuanya, perjalanan dimulai!
Jalan Menuju Savana Bekol
Sesuatu yang terbayang dalam benak tentang Baluran adalah padang savananya. Namun sebelum menuju kesana, jalan terjal berkerikil sepanjang kurang lebih 15 km dikombinasikan dengan cuaca panas kering akan menjadi rintangan kita. Tujuan pertama yang akan kutuju adalah Pantai Bama. Pantai ini terletak di ujung TN Baluran. Setibanya disana, kita akan disambut oleh kawanan kera yang bergelantungan dan duduk manja di pepohonan. Namun, tenang saja gaes, mereka nggak nakal kok hahaha asalkan kita juga nggak mancing-mancing mereka untuk marah.

Pantai Bama
Kera Pantai Bama
Keunikan Pantai Bama ini adalah tempatnya yang dikelilingi mangrove dan pasir putih yang memanjang di bibir pantai sepanjang 300 meter. Air lautnya bersih dan bening. Waktu terbaik untuk berkunjung ke pantai ini sebenarnya saat pagi/sore karena kita bisa menyaksikan matahari terbit/tenggelam disana. Pantai Bama ditunjang dengan fasilitas lain yang mendukung seperti tempat makan, toilet, dan penginapan yang mempunyai view langsung ke Pantai.
Pasir Putih Pantai Bama

Mangrove Pantai Bama
Puas berfoto di Pantai Bama, aku dan Dobi memutuskan untuk menikmati Savana Bekol yang menjadi ikon TN Baluran. Fyi, luas Savana Bekol ini sekitar 300 hektare lho seluas 300x lapangan bola. WOW. Nah di sini, aku menyempatkan berhenti sejenak untuk menikmati panorama padang savana, pepohonan, dan Gunung Baluran yang menjadi backgroundnya. 
Background Gunung Baluran
Pohon Sendirian Savana Bekol
Jika berkunjung pada musim kemarau, pemandangan Bekol akan berwarna kecoklatan gersang terkena sinar matahari, sebaliknya pada musim penghujan, akan tersaji rerumputan berwarna hijau menyegarkan. Kalau beruntung sih, kita bakal ketemu dengan berbagai satwa liar yang hidup disini, seperti Rusa, Banteng, dan tentunya Kera. Namun, saat itu, kami termasuk golongan orang yang tidak beruntung karena tidak bertemu satupun di antara satwa tersebut kecuali saat di Pantai Bama.
Fossil Banteng Taman Nasional Baluran
Puas mengabadikan setiap sudut di TN Baluran dari Pantai Bama hingga Savana Bekol, aku dan Dobi memutuskan untuk mengakhiri perjalanan kami di Baluran ini dengan menikmati es teh dan snack kecil sebagai pelepas dahaga di siang hari nan terik itu. Perjalanan kami berlanjut ke (Baca : Jejak Langkahku di Kawah Ijen)

You Might Also Like

0 comments