Gunung Penanggungan, Spot Terbaik Menikmati Mojokerto dari Ketinggian

November 01, 2017

Petualanganku dalam menjelajah gunung di Indonesia kali ini singgah di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Ha? Emang ada gunung di Mojokerto? Ada dong. Browsing mbah google dulu sana hahaha. Nama gunung yang terdapat di kota onde-onde ini adalah Gunung Penanggungan. Mungkin sebagian dari kalian asing ketika terdengar nama gunung itu. Kenapa aku bisa singgah di kota ini?

Oktober 2017, aku mengambil cuti tahunan. Aku kontak temanku Riko yang kuliah di Surabaya, memberitahu sekaligus mengajak untuk mendaki Gunung Penanggungan. Gunung ini menjadi gunung kedua di Jawa Timur yang aku daki setelah (Baca : Gunung Semeru) pada bulan April lalu. Kebetulan saat itu, Riko tidak ada jadwal kuliah, cocoklah kita bisa mendaki berdua ke sana.

Perjalanan Jakarta – Mojokerto
Dari Jakarta, aku naik pesawat Air Asia paling pagi sekitar jam 5 dari Bandara Internasional Soekarno Hatta tujuan Surabaya. Sesampainya Bandara Janda *eh Juanda, aku melanjutkan perjalanan dengan ojek online menuju kos Riko di kota Surabaya. Setelah istirahat sebentar, berangkatlah kita menggunakan sepeda motor menuju Kabupaten Mojokerto.

Sekilas tentang Mojokerto dan Penanggungan
penanggungan dari jauh
Penanggungan dari pinggir jalan
Mojokerto terletak 50 km di sebelah barat daya Surabaya. Perjalanan menuju kesana membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dan karena sama-sama belum pernah ada yang kesana, kami menggunakan bantuan 2 GPS. Global Positioning System dan satunya Gunakan Penduduk Sekitar xD

Gunung Penanggungan merupakan salah satu gunung yang berada di Provinsi Jawa Timur. Mungkin namanya tak setenar Semeru, Raung, ataupun Ijen, namun asalkan kalian tahu, menurutku gunung ini sangat cocok bagi para pemula dan pemandangannya pun gak kalah menarik lho.

Jalur pendakiannya ada 4 yaitu Jalur Tamiajeng, Jolotundo, Gempol, dan Jedong Ngoro. Aku memilih jalur yang paling populer yaitu via Tamiajeng. Meski ketinggiannya hanya 1653 mdpl, jangan sekali-kali remehkan gunung ini! Mengapa? Simak ceritanya di bawah!


Basecamp - Pos 1
gerbang pendakian penanggungan
Basecamp Tamiajeng
Basecamp Gunung Penanggungan saat itu sepi karena kami mendaki saat weekdays. Perlu diketahui bahwa selama pendakian tidak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian. Namun, waktu pendakian yang singkat alias bisa tek-tok berangkat pagi, pulang sore atau sebaliknya, sepertinya para pendaki menyiapkan air secukupnya saja. 

Aku dan Riko berencana tek-tok, naik pagi dan pulang sebelum maghrib. Setelah membayar simaksi sebesar 15 ribu rupiah, kami memulai perjalanan pukul 10 pagi. Trek awal adalah berupa cone block sepanjang 50 meter, setelah itu berupa tanah dengan batu-batu kecil. Sampai di pos 1 sekitar 15 menitan dari basecamp, masih belum kerasa perjuangannya, trek landai yang menurutku malah bonus semuanya wkwk.

Pos 1 - Pos 2
Di pos 1, kami tidak beristirahat, langsung ngegas menuju Pos 2. For your information, trek ke puncaknya sih cuma 1 dan tidak banyak percabangannya, jadi kalian nggak mungkin kesasar. Menuju pos 2 ini, treknya berupa tanah padat yang berdebu, mulai naik tipis-tipis, sesekali ada landainya. Tidak butuh waktu lama, sama saat seperti menuju pos 1, hanya 15 menit untuk sampai di Pos 2.
pos 2 penanggungan.jpg
Pos 2
Pos 2 – Pos 3
Nah perjuangan dimulai disini. Jarak dari Pos 2 ke Pos 3 sebenarnya deket, cuma karena medannya udah mulai naik kayak gunung-gunung kebanyakan, mulai kerasa juga nih beratnya carrier yang aku gendong hahaha. Trek juga masih berupa tanah, tapi enaknya, jalur pendakian udah mulai ketutup oleh pohon-pohon di samping kanan kiri jalur, jadinya kita terlindung dari paparan matahari.
Sedikit lebih lama dari sebelumnya, 30 menit waktu yang kami tempuh sampai di Pos 3.

Pos 3 – Pos 4
Dari pos 3 ke pos 4, temen-temen harus mulai menyiapkan air dan cemilan agar menambah stamina karena jalur ini mulai nanjak sekali, tanpa bonus gan! Saat itu aku merasakan dinginnya angin yang datang dari atas mengalir ke bawah. Alhamdulillah banget, Allah menciptakan segalanya itu seimbang. Memang trek yang kami lalui ini berat, namun pepohonan masih melindungi kami dari terik matahari di siang itu. 
trek pendakian penanggungan
Naik terus gan!
Saran aja nih, cemilan yang recommended buat dimakan saat naik itu yang ringan dicerna aja namun kalorinya banyak. Sebagai contoh mungkin temen-temen bisa bawa choki-choki atau coklat lain kayak silver queen. Atau kalau mau yang tradisional bisa dengan gula jawa. Pokoknya yang manis deh *kayak si dia, eaaa dia siapa tong xD. Karena, meskipun kita makan cemilan itu sedikit-sedikit, tapi khasiatnya bisa menambah tenaga kita saat naik sekaligus bisa menjadi pengganjal perut sementara saat lapar.
Pos 3 – Pos 4 = 30 menit.
pos 4 penanggungan
Pos 4 Penanggungan

Gambar di atas adalah penampakan di Pos 4. Sori sebelumnya no sensor, ini gambar real disana. Mungkin sang pembuat kata-kata udah sangat geram terhadap para pendaki yang buang sampah sembarangan di gunung, jadinya.. ya gitu deh hahaha.
Pos 4 – Puncak Bayangan
Selepas dari Pos 4, pikiranku sudah dipenuhi bayangan akan pemandangan pos bayangan yang aku dapat gambarannya melalui browsing di internet sebelum mendaki. Jika lihat di sisi atas, sudah tampak jelas batas vegetasinya. Nah disini, Riko mulai lelah... Oke, karena kita cuma berdua, kita harus saling support satu sama lain, jangan ada yang meninggalkan cuma buat sampai atas duluan. Sesekali istirahat menyender di pepohonan.
istirahat di trek
Istirahat dulu
Lanjut jalan pelan-pelan, akhirnya sampai di puncak bayangan sekitar 30 menit dari pos 3. Bendera merah putih tertancap tegak disana. Kalau aku lihat, puncak bayangan ini kayak lapangan bola. Luas banget. Mungkin kalau dibangun stadion muat kali ya hmmm. Dari puncak bayangan ini, keliatan jelas banget pemandangan Mojokerto dari atas. Ditambah lagi view Gunung Arjuno Welirang yang berdiri gagah nun jauh di seberang sana. Tiada ucapan yang pantas aku ucapkan selain Maha Besar Allah atas ciptaannya.

Sesampainya kita berdua di sana, tidak ada orang sama sekali. Ya seperti yang aku bilang di atas tadi, kita mendaki saat weekdays. Aku yakin Puncak Bayangan ini bakalan penuh dengan puluhan tenda pendaki kalau pas weekend.  Di sini juga camp terakhir sebelum summit attack. Biasanya kalau para pendaki ngecamp disini, mereka bakal meninggalkan carrier disini dan naik ke puncak pukul 4-5 pagi subuh.

Aku dan Riko sepakat untuk mengisi perut terlebih dahulu dengan perbekalan kami. Karena kami pikir makan cuma sekali, jadilah kita masak makanan yang praktis bin wajib pendaki gunung, Mie Instan! :D Sejenak sambil makan kami menikmati puncak bayangan sembari mengagumi pemandangannya disini dan melihat Puncak Pawitra Penanggungan yang seperti menantangku untuk aku jelajahi.


pemandangan puncak pawitra
Gagahnya puncak pawitra dari puncak bayangan
Puncak Bayangan – Puncak Pawitra Penanggungan 
Ada yang bilang kalau mau summit attack Penanggungan harus disiapkan fisik yang bener-bener prima. Ada yang bilang juga kalau summit attacknya mirip Semeru. Oke, aku aamiinkan semua pendapat itu karena memang benar. Mantap gan! Kemiringan lerengnya kalau aku taksir kurang lebih 45 derajat. Memang mirip Semeru sih, tapi masih enakan disini, karena kalau Semeru itu treknya berpasir, kalau Penanggungan itu tanah padat berdebu, sesekali ada batu kerikil yang jatuh karena pijakan kaki. Aku menggunakan masker dan topi sebagai perlindungan diri dari debu dan batu wkwk.
summit attack penanggungan
Summit Attack

Aku dan Riko sepakat untuk naik pelan-pelan, yang penting sampai, karena waktu masih menunjukkan pukul 2 siang. Cuaca saat itu cukup terik, dan kali ini apesnya tidak ada pohon yang melindungi kepala dari sinar matahari. Kalau orang lain summit attack pas Subuh, kami selepas waktu Dzuhur, ya itu konsekuensi kepanasan yang harus aku terima xD

Berjalan vertikal sekitar 55 menit, kami berhasil sampai di Puncak Pawitra! View puncak pawitra lebih menawan dibandingkan dari puncak bayangan karena memang elevasinya lebih tinggi. Kalau cerah, temen-temen bisa melihat Gunung Semeru, Pegunungan Bromo, dan yang terlihat sangat jelas di depan mata adalah Gunung Arjuno Welirang. Di puncak juga terdapat bendera merah putih. Wajiblah hukumnya untuk foto disini. 
puncak gunung penanggungan
Summit! Gak ada tulisan sih...
Alhamdulillah. senang sekali rasanya saat berhasil melewati liku-liku jalur pendakian menuju puncak. Semua terbayar lunas bung! Aku rekomendasikan, bagi temen-temen yang kangen hawa dingin gunung, tapi nggak mau terlalu susah payah prepare semuanya, Penanggungan tempatnya. Bahkan kalau kalian bener-bener mager, gak usah summit deh, cukup sampai Puncak Bayangan, viewnya aja udah bagus. 
spot batu penanggungan
Spot batu sebelum summit
Alam Indonesia memang sangat indah. Sayang banget kalau nggak kita jelajahi satu per satu. Bahkan, di kota kecil bernama Mojokerto, aku berhasil menemukan spot terbaik untuk mengagumi ciptaan Allah akan bumi Indonesia ini. Penanggungan, aku tresno sliramu~

You Might Also Like

0 comments