Gunung Gede, Alun-Alun Surya Kencananya yang Bikin Kangen
July 31, 2017
Bagi kalian pecinta ketinggian yang tinggal di daerah sekitar Jakarta dan menginginkan untuk rehat sejenak dari rutinitas, mungkin Gunung Gede bisa dijadikan sebagai tempat pelarian terbaik. Akses yang cukup dekat dari Jakarta dan transportasi umum yang tersedia seolah menjadi faktor pendukung bagi Gunung Gede untuk dikunjungi.
Gunung Gede secara administratif berada di wilayah 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Gunung ini memiliki ketinggian 2958 mdpl dan masuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Jalur pendakiannya berada di 3 kabupaten tersebut, yaitu :
a. Gunung Putri di Kabupaten Bogor.
b. Cibodas di Kabupaten Cianjur.
c. Selabintana di Kabupaten Sukabumi.
Registrasi Simaksi
TNGGP menurutku merupakan salah satu taman nasional dengan perizinan paling ribet. Sebelum pendakian, calon pendaki harus melakukan registrasi melalui website www.gedepangrango.org. Nah melalui website itu, hal pertama yang kita lakukan kita harus mengisi satu per satu data diri rombongan kita sesuai KTP. Setelah itu, melakukan pembayaran sebesar 34.500/orang melalui transfer rekening. Selain data diri dan pembayaran, calon pendaki harus membawa surat keterangan sehat dari klinik/rumah sakit yang menyatakan bahwa mereka sehat dan boleh mendaki gunung. Mau nggak mau harus mau untuk mematuhi semua persyaratan itu.
Aku dan teman-temanku yang total berjumlah 13 orang yaitu Dicky, Berlian, Deni, Nanang, Wira, Dobi, Onky, Riko, Bima, Mustamil, Ruru, dan Inur memilih jalur Gunung Putri karena menurut referensi yang aku baca jalur paling mudah daripada yang lainnya. Namun, simaksi harus diambil di basecamp Cibodas.
Perjalanan ke Basecamp
Riko dari Surabaya, Inur dari Purwakarta. Selain mereka berdua, kami berangkat dari Rawamangun, Jakarta Timur. Transportasi menuju basecamp Cibodas menggunakan bus Marita dari Kampung Rambutan dengan tarif 30.000/orang. Kondisi bus penuh sesak penumpang.
Nah, disini ada cerita apesnya hahaha. Di antara kami ber 13, belum ada yang pernah mendaki Gunung Gede sebelumnya. Saat naik bus Marita, kami hanya berpatokan ketika sampai di Kebun Raya Cibodas bakal dikabarin sama kondekturnya. Eh selidik punya selidik, kondekturnya lupa tuh. Kami kebablasan sampai Gunung Putri jam 02.30. Karena tidak ada yang tahu jalur ke Cibodasnya, mendekatlah kita ke sopir angkot disitu dan ditawarin kalau mau tetep naik ke Gunung Gede bisa lewat sopir angkot itu karena bapaknya juga punya channel buat naik via Gunung Putri, disitu kita bakal kena biaya lagi 25.000/orang.
Setelah berunding bareng-bareng, akhirnya kami putuskan oke, kita setuju.
Basecamp - Legok Leunca
Kami start pukul 6 pagi. Oiya, sebelum naik kita diperiksa oleh petugas apakah kita membawa benda-benda terlarang seperti odol, shampoo, sabun, dll yang dapat mencemari tanah. Apabila kedapatan kita membawa, kita bisa menitipkan kepada petugas lalu kita ambil waktu pulangnya.
Pemandangan awal pendakian adalah ladang perkebunan penduduk yang cukup luas dan hijau. Hawanya terasa dingin namun sejuk. Jalan masih datar, belum terlalu banyak tanjakan. Sampai di Pos Legok Leunca (yang artinya selamat datang) sekitar 1 jam dari basecamp.
![]() |
Pos Selamat Datang. In frame : Dobi |
Legok Leunca - Buntut Lutung
Istirahat secukupnya, kami melanjutkan perjalanan menuju pos selanjutnya. Sebagai informasi, jalur pendakian via Gunung Putri ini tidak memiliki sumber air, sehingga logistik yang kita bawa harus memuat cukup air dari basecamp. Trek menuju Buntut Lutung ini mulai menanjak dan butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai di Pos ini.
Buntut Lutung - Lawang Sekateng
Bisa dibilang, trek ke pos Lawang Sekateng ini cukup berat. Trek tanah menanjak dan tanpa bonus harus kami lahap sedikit demi sedikit. Bentangan akar yang berada di jalur pendakian semakin menyulitkan langkah kami. Namun, kami sadar akan kemampuan tim, sesekali beristirahat di tengah perjalanan, tidak memaksakan dan terpaku waktu untuk sampai di pos selanjutnya. Kami sampai di pos Lawang Sekateng pukul 9 pagi atau 1,5 jam dari pos sebelumnya.
![]() |
Tanjakan yang menguras tenaga |
Lawang Sekateng - Simpang Maleber
Selanjutnya, perjalanan malah semakin berat bung. Tidak berbeda jauh dengan sebelumnya, masih didominasi dengan tanjakan yang tanpa ampun. Meskipun terlihat lelah, lemah, letih, lesu, dan lunglai wkwk harus tetep eksis dong kalau ada kamera :D
![]() |
In frame : Nanang, Dobi, Berlian |
Singkat cerita, kami sampai di pos Simpang Maleber setelah 2 jam berjalan vertikal dari pos Lawang Sekateng. Di Pos Simpang Maleber ini, ada warung kecil yang menyediakan minuman hangat dan cemilan. Karena lapar, kami memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil makan cemilan dari warung itu.
![]() |
Muka muka lelah tak berdosa |
Simpang Maleber - Alun-Alun Surya Kencana
Perut kenyang, perjalanan harus dilanjut. Pos selanjutnya adalah alun-alun surya kencana. Nah, disini nih rasa penasaranku mulai muncul akan dataran luas yang dipenuhi dengan bunga edelweiss. Aku masih belum terbayang di benak mengenai alun-alun surya kencana. Perjalanan menuju kesana relatif lebih manusiawi daripada sebelumnya.
Pukul 12.45, sampailah kami di tempat yang orang-orang bilang surganya Gunung Gede. Memang benar, tempat ini sangat luas banget. Maha Besar Allah atas kreasinya menciptakan tempat seindah alun-alun surya kencana ini. Karena keburu capek, kami langsung mencari tempat untuk mendirikan tenda. Menurutku, kalau camping tepat di tengah alun-alun itu, angin akan menerpa kencang tenda kita, jadi saran aja nih, dirikanlah tenda di bawah pepohonan yang bisa melindungi dari terpaan angin.
![]() |
Masya Allah |
![]() |
Berjalan di tengah kabut Alun-Alun Surya Kencana |
Setelah tenda berdiri, kami menyiapkan makan siang. Kehangatan benar-benar terasa disini. Semua melebur jadi satu, termasuk Bima dan Riko, temanku yang sebelumnya belum kenal sama sekali dengan yang lainnya. Menurutku, gunung ini diciptakan sebagai tempat terbaik untuk mengenal satu sama lain, bahkan yang baru kenal pun bisa dan mau untuk berbagi tenda.
![]() |
Suasana kehangatan tenda kami |
Alun-Alun Surya Kencana - Puncak Gunung Gede
Kami memutuskan untuk melakukan summit attack keesokan harinya. Menurut info yang beredar, jalur ke puncak tidak terlalu berat, katanya sih cuma butuh waktu 30 menit untuk sampai. Berangkat dari tempat camp sekitar pukul 5 pagi, udara dingin begitu terasa menembus jaket. Kami harus menyusuri alun-alun surya kencana terlebih dahulu sebelum bertemu dengan trek menanjak.
![]() |
Persimpangan jalur cibodas-salabintana |
20 menit tidak terasa, sampailah di papan petunjuk jalan yang menunjukkan jalur pendakian via Cibodas dan Salabintana. Untuk sampai di puncak, kita ambil jalur yang ke arah Cibodas. Setelah trek datar alun-alun surya kencana dan melewati persimpangan itu, mulailah kita berjumpa dengan trek menanjak. Tidak terlalu berat sih, tapi lumayan juga hehe. Trek didominasi pohon rimbun di sebelah kanan dan kiri jalur pendakian.
![]() |
Jalur menuju puncak |
Pukul 5.45, alhamdulillah aku dan teman-temanku menginjakkan kaki di ketinggian 2958 mdpl alias puncak Gunung Gede. Di atas sana sudah banyak pendaki lain yang sudah sampai duluan. Bahkan, yang kami kagetkan, di puncak ada yang jualan nasi uduk hahaha. Tapi, pemandangan puncak gunung lebih menarik hati kami daripada suara tukang nasi uduk wkwk.
![]() |
Sunrise di Puncak |
Alhamdulillah cuaca selama 2 hari pendakian cukup cerah tanpa hujan sedikitpun. Alhasil foto pemandangan yang berhasil kami tangkap dengan kamera juga bagus-bagus. Memang kalau berurusan dengan pendakian, kita sangat bergantung kepada semesta. Kita sangat berharap agar semesta menampakkan kecantikannya di depan mata kita. Dan sekali lagi alhamdulillah, Gunung Gede berhasil menambah rekam jejak kita di tanah tertinggi muka bumi ini.
Sebagai penutup, ada beberapa bonus foto yang sayang kalau nggak di post hahaha.
![]() |
Background Gunung Pangrango |
![]() |
Ini 2 orang berasa prewed kali ya |
![]() |
FULL TEAM! |
-Cianjur, 15-16 Juli 2017-
0 comments