Gunung Sindoro adalah salah satu gunung bertipe strato yang berada di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dengan ketinggian 3153 mdpl. Gunung ini memiliki 3 jalur pendakian, yaitu jalur Bansari, Sigedang-Tambi, dan Kledung. Kali ini aku memilih pendakian via jalur Kledung, karena jalur ini paling familiar diantara jalur lainnya. 6 orang menemaniku dalam perjalanan epic ini, Dicky, Wawan, Dian Sari, Dwi, Cahyo, dan Pakdhenya Dicky.
Perjalanan Magelang-Temanggung
Kami memulai perjalanan dari tempat masing-masing. Wawan dan Dian Sari dari Jogja, Cahyo, Dicky, dan Pakdhenya dari Kota Magelang, Aku dan Dwi dari Secang. Kami start berangkat bersama-sama dari pertigaan Secang arah ke Temanggung menggunakan 4 sepeda motor.
2 jam perjalanan kami tempuh untuk sampai di Basecamp Kledung. Tidak sulit untuk menemukan Basecamp ini karena terletak di pinggir Jalan Raya Temanggung-Wonosobo.
![]() |
Pemandangan Sindoro dari Basecamp bawah |
Basecamp - Pos 1
Perjalanan dari Basecamp menuju Pos 1 adalah menyusuri perumahan dan perkebunan warga yang cukup luas. Kami memilih moda transportasi ojek karena tergiur dengan banyaknya tukang ojek disana menawarkan dengan tarif yang terjangkau yaitu sebesar 15 ribu rupiah. Kalau jalan kaki, membutuhkan waktu hampir 2 jam, dibandingkan dengan ojek yang hanya 15 menit. Worth it lah 15 ribu yang aku keluarkan itu *batinku hehe* Start pendakian jam 2 siang.
Pos 1 - Pos 2
Trek yang kami lalui untuk sampai di Pos 2 berupa tanah yang padat. Perjalanan ini mulai masuk kawasan pepohonan di tengah hutan dengan sedikit tanjakan dan turunan. Bagiku sih belum terlalu kerasa mendakinya wkwk. Kurang lebih 1 jam kami berjalan hingga sampai di Pos 2.
Pos 2 - Pos 3
Setelah beristirahat 15 menit di Pos 2, kami lanjut ke Pos 3 alias tempat ngecamp sebelum summit. Nah, disini nih perjalanan sesungguhnya dimulai. Trek yang harus kami lalui sedikit berbeda dari trek sebelumnya. Bebatuan licin dan tanah yang basah akibat hujan harus kami tempuh dengan cepat agar sampai di Pos 3 sebelum gelap. Dian Sari yang belum terbiasa mendaki gunung mulai merasa kesulitan dalam pendakian ini. Kami terus memotivasi dia dengan iming-iming makan enak dan tidur di tenda agar dia semangat. Alhamdulillah, kami sampai di Pos 3 jam 17.30. Aku, Dicky, Cahyo, dan Pakdhenya Dicky mendirikan tenda, sedangkan Dwi, Dian Sari, dan Wawan kebagian jatah memasak. Setelah kenyang, kami sholat Maghrib dan Isya, lanjut tidur untuk persiapan summit esok hari.
![]() |
Camp Sindoro |
Pos 3 - Pos 4
04.00. Alarm hapeku berdering tanda kami harus bangun untuk persiapan summit. Roti menjadi santapan kami untuk mengisi perut yang kosong. Start pukul 04.30, kami mulai nanjak. Trek masih berupa tanah, dengan sedikit bebatuan di dalamnya. Vegetasi mulai terbuka, dan Sumbing mulai menampakkan dirinya di seberang sana. Rencana sunrise di puncak gagal, Dian Sari kecapekan karena memang treknya yang lumayan susah. Tapi Alhamdulillah, cuaca cukup cerah, sehingga kami bisa menyaksikan matahari menyembul ke permukaan.
![]() |
Sunrise di perjalanan ke Pos 4 |
Pos 4 - Puncak
Trek setelah pos 4 ini bisa dibilang sangat sadis. Bebatuan kerikil yang kadang kalo diinjak bisa lepas dari pangkuannya harus kami lewati. Bukit yang entah kesekian kali kami kira itu puncaknya, ternyata bukan. Perjalanan ini adalah fase terberat dalam pendakian Sindoro. Gak ada pepohonan sama sekali di trek ini. Dari trek ini, Sumbing berdiri dengan gagahnya di seberang sana. Padang edelweiss kami jumpai dalam perjalanan menuju puncak. Sangat indah dan alami. Sayang, kami nggak mengabadikan momen di padang edelweiss ini.
Kami nggak berhenti mengucap syukur setelah 1,5 jam kurang lebih berjalan untuk menginjakkan kaki di Puncak. Puncak Sindoro adalah berupa bibir kawah yang dimana kawahnya masih menyemburkan asap belerang yang cukup bau. Pemandangan Gunung Sumbing tetap terlihat sebagai objek utama.
![]() |
Sumbing, persis sebelum trek batu |
![]() |
Alhamdulillah |
Cerita ini sebenarnya sudah lewat 1 tahun lebih, aku baru ingin menuliskannya di blog pribadiku agar suatu saat bisa menjadi momen yang tak terlupakan. Cerita selanjutnya akan datang setelah ini, di 10 Gunung yang berbeda. See you!
-Temanggung, 5-6 Mei 2016-